" BROKEN HOME "
Pada suatu pagi, aku terbangun dari tempat tidurku saat aku lihat di
sekitar ku tak ada ibu dan ayah yang menemaniku.. akupun menagiis sambil
mencari botol Dot dan berteriak, ibuuuu........
lalu ibuku bergesa dari dapur ke kamar
melihatku dengan muka merah dan berkeringat. cup cup cup anakku sayang.. kata
ibu. ibu membawa ku ke kamar mandi membilas dan mengganti celana mungil ku yang
tadi nya basah dan kini menjadi kering dan wangi. akupun meminta agar ibu
membuatkan aku Dot lagi tapi yang berisi teh manis dingin "pada saat itu
memang sepertinya agak aneh atau mungkin sangatlah jarang jika anak balita
meminta Dot yang berisikan teh manis dingin :D" tiba- tiba terdengar motor
yang di bilang tak familliar lagi di telinga berada di depan rumah .
Dhuaaarr....! bunyi suara pintu yang di tendang, akupun langsung berjalan
menujunya dan berkata Ayaaaaah!.. lalu ayahku berjalan ke arah dapur akupun
yang tadi mau menta gendong tidak di hiraukan sama sekali padanya.. dia
bergegas ke arah ibuku dengan tatapan tajam mata merah dan muka yang sangar..
memarahi ibu yang lagi memasak untuk suami dan kedua anaknya yang malang. saat
itu aku mungkin blm mengerti apa yang mereka bicarakan , tetapi dengan expresi
wajah ayah dan ketika aku di hiraukan , ketika mereka berbicara aku seperti tau
dan merasa kalau ada masalah dalam ayah dan ibuku. mereka berhenti
berdebatria ketika melihatku menangis dengan lantang lalu ibu langsung
membawaku masuk ke kamar nya. sudah beberapa hari ayahku tidak pulang-pulang ke
rumah, ibuku pun resah dan khawatir dan pagi itu tiba-tiba ayah pulang dengan
ke marahan nya terhadap ibu. ke esokan hari nya pagi itu ayahku membangunkan
aku dan abang ku dengan sebatan bambu tipis, banguuun banguuun katanya.
bayangkan sajja anak-anak di bangunkan dengan cara yang begitu, mungkin ayahku
memang mendidik kami kerass karna harus disiplin dan taat pada aturan nntinya
mahlum juga, karna ayahku sendiri adalah seorang abri dan kakek ku adalah
militer zaman dahulu. namun dengan cara mendidik anak keras dengan usia yang
masih terbilang balita munurutku di usia seperrti sekarang ini sangatlah tidak
baik buat kesehatan dan mental anak. mahkulm juga karna kata ibuku, ayahku dari
kecil di tinggal oleh orang tua nya mungkin karna itu sikap nya yang tidak
mengerti, yang kurang pemberitahuan dan tentang cara bagaimana mendidik anak
yang baik. kami segera bangun dan bersiap untuk pergi bersekolah saat itu aku
telah sekolah NOL BESAR (TK) dan abangku sekolah di SD ternama di kota itu pada
zaman waktu itu. berjalan waktu hari pun sore dan ayahku pulang.. aku pun
senang kali ini ayah pulang dengan muka yang tak menyeramkan melainkan dia
mengajak kami untuk makan malam diluar rumah dan membelikan mobil-mobilan remot
untuk abangku saat itu aku menangis karna menginginkan mobil-mobilan seperti
abangku dan ayah bilang "itu mainan anak laki dek" masih sajja aku
menangis dan akhirnya ibu membujuk ayah agar membelikan mainan itu. kami pulang
dengan melihat wajah ibu dengan tenang dan senyum mungkin karna ibu senang
dengan sikap ayah hari ini. Hari semakin berjalan.. tanpa terasa waktu pun
semakin cepat sekali, di tengah keributan yang ayah dan ibuku buat, ibukupun
mendapatkan telpon dari sodara nya adik kandung nya yaitu tante peni,
mengabarkan bahwa nenekku sakit sekrat di rumah nya dan semua sudah pada
ngumpul anak-anak nya termasuk juga ibuku yang segera pulang ke tanah
kelahirannya di palembang. Ibu langsung memesan 2 tiket bis ke palembang..ayah
beu pulang juga ke rumah, sedangkan abangku di titipkan sementara ke uwak atau ayuk
nya ayah dulu selama kami dimpalembang krn abang ku meski sekolah jd nga bisa
ikut ke palembang. Se tiba nya di palembang keluarga menyambut dengan muka
sedih dan cemas seakan meng expresikan bahwa takut untuk kehilangan nenek,
namun tak lama ibu dan aku datang ibu di beri amanat untuk menjaga rumah tua
nenek di palembang ini dan Cuma ibu saja, di tengah itupun ibu langsung
bercerita soal hubungan nya dengan ayah yang tidak berjalan musul seperti rumah
tangga yang harmonis, lalu nenek berkata “ sudah ku bilang aku tak setuju kau
bersama anak medan itu “ oh ternyata nenek dulu nya tak menyetujui ibu menikah
dengan ayah karna orang jauh dan nga tau asal usul bibit bobot keluarganya.
Dulu ibuku mengenal ayah di depan kodam tentara dekt rumah nenek mereka
bercerita saling sharing ibu, nenek, dan juga tante-tanteku. Dari situ ibu
tidak pulang-pulang lagi ke medan, pulang hanya menjemput abang yang saat itu
sudah tamat SD lalu pulang ke palembang lagi. Sejak saat itu kami hidup tanpa
kasih sayang seorang ayah.. dengan didikan ibu yang juga cukup keras. Kami pun
menjadi terbiasa sampai sudah sebesar ini sampai sat ini. Aku juga pernah
bersedih ketika melihat teman-temanku di antar jemput ke sekolah sama ayah nya
sedangkan aku hanya di jemput sm tukang becak langganan suruhan ibu yang
bertugas menjemput dan mengantarku ke seolah. Tapi mau bagaimana lagi mungkin
inilah takdir, seorang anak menjadi korban dari ke dua orang tua nya akibat nya
anak kurang kasi sayang dan perhatian lebih sehingga tumbuh menjadi anak yang
dingin, dan kurang percaya diri. Tapi semua itu juga ada hikmah nya ternyata
bukan hanya aku dan abangku yang menjadi
korban. Masih banyak juga anak-anak yang orang tua nya berpisah jua bahkan
mereka menjadi anak yang ugal-ugalan dan justru menjerumuskan diri. aku tidak membenci
keduanya. meski keduanya memiliki ego masing-masing untuk meninggalkan satu
sama lain. Seorang
anak gak akan bisa memilih mau dilahirkan seperti apa...
Dilahirkan dalam keluarga yang
bagaimana...
Dilahirkan dalam suasana hidup yang
harmonis atau tidak...
Siapapun sadar, tidak ada wanita mau di
madu, bahkan tidak ada wanita mau menjadi istri kan.. Tapi saat itu menjadi
jalan hidup yang diterima, bahkan mama ku kembali menjadi janda untuk yang
kedua kali, bukan keinginan beliau, sudah Tuhan mengatur memang harus mengalami
hidup yang seperti ini..
aku tidak
memihak salah satunya, meski salah satunya adalah orang yg membesarkan aku
dengan kedua tangannya sendiri. aku tidak menyalahkan siapapun, meski tangis
tetap menetes pelan dipipi. aku menyayangi mereka, sama. aku mencintai mereka,
sama. dalam khayalku, mereka tetap bersama seperti dalam ingatanku, sebuah sosok masalalu mereka. dalam
khayalku, kami sama seperti keluarga yang lain, tertawa, berkumpul, bercerita,
bertukar pikiran, dan saling menasehati. hangat. ceria. biarlah meski hanya
dalam khayalan. biarlah meski hanya dalam angan. dan biarlah meski tidak ada
siapapun disini selain seorang kakak yang tetap berdiri tegak, mengajariku
bagaimana kembali berdiri saat terjatuh, berada disampingku menjadi sosok
siapapun. dan jika dia sibuk dengan dunianya sendiri, aku tidak takut
sendirian. Allah meniupkan nafas setiap orang satu-persatu, sendirian. aku
bisa, seperti rumput. berdiri tegak meski diinjak, tetap bersemi meski dicabut,
tetap bertahan meski kekeringan.
Aku bersyukur karna aku tidak seperti itu begitupun
juga abang ku kami msih bisa menjaga diri kami . berhubung ayahku jauh
jadinabangku yang menjadi sosok seorang ayah bagiku melindungi aku dan ibuku.
Tapi tak tahu mengapa semenjak kami tinggal di palembang ini semenjak tak lama
ayah berpisah degan ibu , ibu menjadi kasar , pernah berfikir apakah ibu stres
atau hanya melampiaskan ke marahan dan dendam terhadap ayahku ke pada kami?
Tapi apakah ibu sampe se kejam ini ? tumbuh dewasa dengan pukulan dari orang
tua sudah biasa, tetapi kalau sampai menyiksa hati, batin anak dan mental anak
, menurutku akan sangatlah tidak bagus untuk kepercayaan diri dan berpendapat
bagi anak. Sedih juga bila harus anak menjalankan yang namanya karma orang tua
sebagai anak hanya bisa menerima keadaan yang sekarang serta bersabar akan
masalah yang di hadapi serta terus bersekolah yang benar dan rajin agar kelak
menjadi sukses. Tak semua anak
mengalami hal 'normal' seperti yang dialami anak lainnya. Punya ibu dan ayah
yang selalu ribut di rumah, bahkan sampai memutuskan untuk bercerai. Rasanya,
mereka sama sekali tak memperdulikan bagaimana perasaanmu. aku mencintai mereka
berdua,dan aku tak bisa memilih diantara mereka. Orang lain berusaha menabahkan
dirimu dengan berkata bahwa waktu akan membuatmu lupa dengan segalanya.
Kenyataannya, perasaan pahit tersebut terus menghantui... Didepan
orang lain, aku tetap tersenyum dan berlaku seolah tak ada yang terjadi.
Padahal, hatiku sudah hancur berkeping-keping. aku
lebih tertutup dan nggak mudah dekat dengan orang lain, karena aku mengerti
bagaimana rasanya tersakiti. aku takut bahwa
orang lain akan mengecewakan atau mengkhianati aku. Jadi, aku benar-benar
memilih orang-orang yang akan dijadikan teman. aku juga cenderung selalu
sendirian tanpa berniat berteman. aku juga
jadi nggak bisa
berekspresi dengan baik,
karena aku selalu menahan rasa kesedihan itu sendiri. aku juga jadi nggak bisa
berekspresi dengan baik, karena aku selalu menahan rasa kesedihan itu sendiri. Namun, tak ada
seorang pun yang paham dengan penderitaanku itu. Bahkan kedua orang tuaku
sendiri. aku tak punya orang lain yang bisa kamu percayai dan tak punya
seseorang untuk bertukar cerita. Hidupku penuh akan kekosongan dan tak ada
ekspresi bahagia didalamnya.Terkadang, aku begitu
takut bahkan sudah malas untuk pulang rumah. Bagiku, rumah
bukan tempat untuk menenangkan diri. Rumah adalah tempat penyiksaan, karena
sudah menjadi arena pertarungan antara kedua orangtuaku. Sebuah pertandingan
yang tak pernah ingin aku saksikan. Sadar tidak sadar, aku
menyalahkan diriku sendiri atas apa yang telah terjadi. Terkadang, aku
merasa kedua orangtuaku ribut karena kehadiranku.aku pernah berpikir bahwa
semua ini salahku, dan tak seharusnya aku lahir di dunia ini. Ingatlah,
pemikiran itu salah! aku adalah anugerah terbesar untuk kedua orang tuaku.
Kalau tak ada aku dab abangku, mungkin keadaan akan semakin memburuk. aku
adalah pahlawannya.aku paham bagaimana rasanya sakit dan
aku jadi obat terbaik bagi teman-temanku yang sedang menghadapi sebuah masalah.
aku menjadi seorang yang begitu sensitif dan paham dengan perasaan orang lain.
Disaat temanku mengalami kesusahan, akulah yang paling mengerti keadaannya. aku
akan menjadi seorang pendengar yang sangat baik. Sebagai
anak dari keluarga utuh, tentu kalian tidak akan pernah bisa memahami bagaimana
rasanya. Aku tak pernah mengeluh terlahir dalam keluarga broken home. Karena
aku tahu, ibuku pun bahkan tak pernahmenginginkannya.
Aku justru bangga pada ibuku. Ia adalah seorang
wanita yang tangguh. ia bisa memerankan perannya dngan begitu baik sebagai
orang tua tunggal. Ketakutan
terbesarku terlahir di tengah keluarga yang broken muncul saat aku mulai dewasa.
Seseorang bercerita bahwa keluarganya tak merestui hubungan sang kakak dan
pacarnya karena orang tua sang pacar bercerai. Duh gusti! Ini hal yang bikin
aku tersadar, bahwa sepertinya aku hidup di tengah masyarakat yang tak bisa
menerima perceraian. Andai mereka tahu, tak ada seorangpun yang ingin rumah
tangganya berakhir perceraian. Tidak ada! Apalagi sang anak. Seorang anak tak
pernah bisa, bahkan Tak pernah ada kesempatan sekalipun, untuk Bisa memilih di
keluarga seperti apa ia akan dilahirkan. andai mereka maumemahami.
Aku pikir aku akan bisa hidup normal seperti
anak-anak normal pada umumnya, yang memiliki orang tua lengkap, di tengah
keluarga harmonis. Ternyata aku salah. Aku terlahir tak seberuntung itu. Meski
(mungkin) harapan selalu ada. Tapi bagaimana kalo aku bahkan telah begitu lelah untuk
sekedar berharap?!
Ada secuil rasa iri di tengah kesenangan
menikmati cerita temen-temen tentang ayahnya yang begitu baik perhatian an
protektif, ibunya yang selalu sabar dan penuh cinta buat ngadepin kenakalanny
dia, ngedengerin setiap curhatannya, kekompakan dan keributan dg kakak ataupun
adeknya. Aku iri. Tapi aku seneng. ada begitu banyak Hal-hal menyenangkan yang
bisa aku nikmati di luar kenyataan hidupku. Perceraian orangtua bukanlah akhir segalanya. Justru acuan awal untuk
hidup lebih baik ke depannya."Ingatlah, bahwa setiap hal yang terjadi,
baik atau buruknya. Pasti, kita akan mendapatkan pelajaran dari hal
tersebut.Hal yang sama juga berlaku terhadap kalian. Walaupun orang tua kalian
sudah bercerai, tapi kalian harus tetap semangat dan berjuang untuk diri serta
hidup kalian di masa depan.Seharusnya, apa yang terjadi terhadap kedua orang
tua kalian, menjadi pelajaran tersendiri bagi kalian.suatu saat jika kalian
membangun sebuah keluatga nanti bangunlah
keluarga dengan baik dan jadikanlah peristiwa buruk yang menimpa kedua orang tua kalian menjadi
perungatan bagi kalian bahwa kalian
harus lebih baik . Ada kata bijak
mengatakan “kita boleh kehilangan segalanya tapi jangan sampai kehilangan harapan.
Disaat semua lilin kehidupan padam maka harapan adalah lilin pelita yang
menerangi gelap gulitanya kehidupan kita. Cahaya harapan itulah yang akan
menuntun kita untuk meraih kembali segala apa yang kita dambakan dan impikan. Kebahagiaan bukan tentang berapa banyak harta yg kita
punya, bukan tentang ketampanan atau kecantikan seorang kekasih yang kita
miliki, bukan tentang berapa banyak sahabat yg kita punya, tetapi tentang
kasih sayang yang tulus yang membuat kita bisa bersandar. Tentang mimpi-mimpi
yang kita rajut bersama orang2 yg kita sayangi dan menyayangi kita dan tentang
keutuhan sebuah keluarga yang merupakn motivator terbesar dalam hidup kita.
ayah andai kau paham
atas kesah anak mu ini pastilah engkau akan paham mengapa dunia ku selalu terasing..
Dalam jutaan langkah ku, tak pernah aku berpijak dtanah keputus asaan & tak
pernah menggantungkan leher ku dtali bersimpul... Aku yg trus berjalan meraih
sejuta harapan & mimpi'mimpi ku di ujung sana walaupun kadang kelumpuha...n
ini harus trus berjalan walau tanpa tongkat & merangkak kesakitan.. tapi
aku yakin aku akan menang & bahagia dtanah tempat pijak ku terakhir dgn
mengangkat sbuah bendera kemenangan.
terkadang kita perlu mengucapkan terima kasih
kepada mereka yang telah membuat hati kita terluka, marah dan kecewa... karena
mereka telah mengajarkan kepada kita berbagai hikmah, yang diantaranya adalah
sabar!
ini adalah bunga2 kehidupan. Nah dan ini juga yg
membuat kita menjadi org yg TANGGUH, KUAT, TEGAR, GAK MANJA, dan ini jg yg
membuat kita nanti bisa menjadi orang tua yg mengerti akan pentingnya
keharmonisan dalam keluarga. Mengeluh adalah pertanda jiwa yang lemah, dimana
pesimisme lebih mendominasi diri dari pada optimisme. Dan itulah dia pola pikir
pecundang yang sudah saatnya harus segera kita tinggalkan. Berpikir akan selalu
kalah, gagal, dan tidak mampu, itulah penyakit yang harus kita hilangkan.
Sebaiknya, kita harus berpikir menang. Karena kita sesungguhnya istimewa.
Setiap orang bisa punya potensi untuk menjadi luar biasa . Bersikaplah optimis
karena optimis tertanam keyakinan akan datangnya kesembuhan ketika sakit,
keyakinan akan datang kesuksesan ketika gagal, keyakinan akan datang bahagia
ketika sedang bersedih, keyakinan akan datang kemuliaan ketika sedang terpuruk.
keyakinan bahwa semua penderitaan akan berakhir denga baik Ayah, ketika
aku sadar kau tinggalkan ku dalam keterasingan dunia yg tak pernah
aku kenal, aku trus blajar untuk tak menghakimi mu & mengutuk mu.
Mskipun 20 tahun brlalu membekas pada jalan dunia ku, mskipun kadang ku
rindu engkau dlam balutan maki & puji. Masihkah kau ingat ukuran
sepatu & baju ku kini?! Masihkah engkau
ingat brapa nilai raport ku dulu,? Apakah kau tahu stiap tanda
tangan raport ku selalu tertulis 'orang tua wali'?. tp 1 hal yg harus kau
tahu, Aku tidak akan pernah musnah meskipun ku belajar hidup tanpa mu,
tanpa kasih sayang mu. & tidak sdikitpun menggugurkan asa ku
untuk hidup trus melaju tanpa ragu & terbunuh putus asa.
Ayah Dengarkanlah kabar dunia
di esok hari yg mendengungkan tentang ku yg menjadi pemenang di
jalan hidup ku. 'aku tak akan mati di atas gantungan tali bersimpul
keputus'asaan . Keluarga ku emang pincang. . .tp
bukan berarti masa depan ku suram. . .ada dan tiada kasih sayang
keluarga. . .takan menghentikan langkah ku menghadapi dunia. .
.keterpurukan ini...beban ini. . .sakit ini. . .adalah cambuk untuku dan
untukmu. . .karna harapan itu slalu ada...
endidikan yang paling benar.
Dengan adanya kasih sayang, hubungan antara anak dan
orang tua menjadi akrab, dan keakraban ini yang membuat si anak menjadikan
orang tuanya sebagai sumber segala pertanyaan, sumber segala perlindungan.
Dengan dasar cinta kasih, anak akan menerima keterangan-keterangan tentang
kehidupan dari orang tuanya, dan sejak kecil akan memiliki dasar yang kuat,
tidak pernah merasa terkekang dan merasa bebas dan bertanggung jawab akan
segala perbuatan yang dilakukannya sendiri.
Life is simple, you make a choice and never regret it.
Kalau sudah brutal otomatis bisa salah
pergaulan. Lalu mereka mulai melirik yang namanya Rokok.
Awalnya hanya sekali hisap, lama – lama jadi berkali-kali. Kemudian setelah
merokok, mereka mulai mencoba yang namanya NARKOBA. Waduw,
sudah semakin kacau aja nih…
Pertama hanya sedikit, lama-kelamaan
dosisnya semakin bertambah. Belum lagi ditambah minuman keras. Kalau sudah
seperti itu, siapa yang patut disalahkan ? Orang tua tidak dapat disalahkan
sepenuhnya tapi anak juga tidak dapat disalahkan 100%. Kesalahan orang tua
adalah mereka terlalu sibuk dengan masalah mereka hingga mereka lupa bahwa
mereka memiliki anak yang wajib diperhatikan. Lalu kadang mereka juga
menganggap bahwa anak tidak perlu tahu masalah mereka. Padahal setidaknya
mereka harus menjelaskan tentang masalah mereka ke anak agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Lalu untuk si Anak, mari kita berpikir yang logis dan tidak nyleneh.
Kadang kita berpikir bahwa kita ini
penyebab perceraian orang tua kita. Tetapi ada banyak hal yang tidak kita
ketahui tentang permasalahan orang dewasa. Kenapa kita tidak berpikir untuk
menyatukan mereka dengan cara yang menyenangkan. Namun jika kita telah mencoba
untuk menyatukan mereka tapi tidak berhasil, apa yang bisa kita lakukan ?
Kadang orang tua memutuskan untuk cerai karena sudah merasa tidak cocok lagi,
lalu mereka menemukan orang yang lebih mengerti mereka dan mereka memutuskan
untuk hidup bersama. Kita sebagai anak hanya bisa memahami mereka. Asalkan
mereka masih saling berkomunikasi dengan baik, pasti ke depannya akan baik-baik
saja. Mungkin kita merasa belum siap menerima kenyataan, tetapi itu bukan
berarti kita harus selamanya terpuruk dalam masalah itu, kan. Kita
bisa mencari hal – hal positif yang dapat membangun semangat kita kembali.
Seperti mengikuti ekskul yang ada di sekolah, mengembangkan hobi dan bakat
kita, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan.Ingat satu hal bahwa
semuanya tidak akan berakhir hanya karena perceraian.
Menjadi sosok dewasa yang diharapkan banyak
orang itu sulit. menjadi kanak-kanak juga pilihan, menjadi yang terbaik itu
keinginan kita semua. Yang menjadi pertanyaan apakah pantas bagi anak yang
berada dalam situaasi diluar genggaman sepasang orang tua "broken home"Tabiatku
menulis ini bukan untuk berkeluh melainkan keinginan untuk menjalankan hobby
dan dipublikasikan bahwa saya adalah salah satu di antara berjuta anak broken
home di alam bumi Allah SWT. Terlalu banyak yang menghina kami, mengeluarkan
kata-kata bijak dikatakan hanya modus dan alibi semata agar terkesan bijak di
depan semua orang. ini untuk memotivasi kita semua khusus nya bagi kalian yang
sering judge orang tanpa bercermin. "Broken Home" bukanlah
awal kegagalan hancurnya masa depan anak-anak, banyak yang yang stress,
prustasi hingga "maaf sebelumnya" Gila akibat perlakuan orang tua
yang tidak memikirkan Korban dan kejadian kedepannya.Banyak yang
melampiaskan ke Drugs dan pergaulan Bebas. "Broken home" bukanlah
awal suram nya masa depan, bagi kalian yang termasuk korban seperti saya
,"cerai" dalam rumah tangga itu tidak haram tetapi tetap tidak
disukai Allah swt bagi umat islam. Kita dilahirkan tanpa diminta, kita tidak
tahu menahu apapun mengenai Dunia yang sejak dulu telah ada.
kita diciptakan dan ditiupkan roh oleh Tuhan
untuk menyaksikan dunia, saat itu Allah telah memberikan kita garis-garis yang
harus kita lalui kedepannya selama hidup dan salah satunya mungkin sudah
ditakdirkan kita hidup tidak dengan orang tua yang utuh tapi ingat Allah tidak
pernah menguji diluar batas kemampuan kita. masih banyak orang diluar sana yang
memiliki orang tua yang utuh tapi "maaf sebelumnya" kebanyak
kebohongan karena sesuatu yang dingin-inginkan kebanyakan manusia di bumi yaitu
harta diluar kebahagiaan, tidak beda jauh dengan perjalanan hidup kita yang
harus menyaksikan kehidupan tanpa genggaman dan patuhan prang tua. Telah
kehilangan rasanya punya Ayah dan Ibu usia 5 tahun hingga sekarang usiaku
mencapai 21 tahun. kebahagiaan itu sangat jarang hadir, kecuali dengan hiburan
bersama saudara sekandung "abang" yang menjadi penyemangat hidup ini.
Tinggal dirumah berbeda dengan orang tua kandung "rumah nenek" itu
jauh dari bayang-bayang kebahagiaan bersama siapapun. Tapi saya sadar saat
kejadian itu saya akan bangkit dan tidak berpikir untuk melakukan tindakan
bodoh yang hanya merugikan diri saya semata, walau bahagia itu jauh dan kasih
sayang itu tidak ada saya terus berusaha agar tetap pada pendirian yaitu
menjadi orang yang berguna dan menjadi seorang wanita yang tidak hanya bisa
meyakinkan orang-orang bahwa saya mampu melainkan saya bahagia tanpa harus
mempertontonkan masyaratak, tetangga, yang banyak sekali cemohan orang di
cibiran sana untuk menjudge kehidupan kita. Kita mampu, kita harus sadar bahwa masih banyak orang
diluar sana yang ingin menggunakan uang yang tadinya ke Drugs untuk
dipergunakan untuk sesuatu yang berguna seperti sekolah dan membantu hal layak
lainnya, yang tadinya bergaul bebas waktu kita bisa digunakan untuk hal positif
dengan teman-teman, belajar dan hangout yang positif, yang tadinya berperilaku
kasar dan tidak terkendali oleh orang sekitar bisa mengontrol dan memberikan
motivasi bagi diri sendiri dan juga sesama nasib kita bahwa kita bisa melakukan
yang sepantasnya dan memperbaiki hati kita agar orang lain tidak merasakan apa
yg kita rasakan sebagai "anak". Banyak anak selebritu kita yang merasakan apa yang kita rasakan
tetapi mereka terlihat bahagia dani baik-baik saja dengan kehidupannya, kita
berpikir karena fasilitas mereka lebih dari apa yang kita dapatkan?
"SALAH" banyak dari mereka merasakan hal yang sama dengan kita tetapi
mereka diimbangi dengan kesadaran diri masing-masing, bahkan ada yang ingin
mempersatukan orang tua mereka kembali, itu adalah hal positif yang bisa
membuat hati kita bahagia.......
Suatu hal yang tidak sewajarnya terjadi, jelas akan menimbulkan dampak
negatif yang tidak bisa dihindari lagi. Broken home juga demikian, hal itu
tentu memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan penyelesaian tugas
masa remaja.
Masa
remaja adalah masa yang dimana seorang sedang mengalami saat kritis, agar ia
mampu menginjak ke masa dewasa, dengan demikian remaja berada dalam masa
peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitas
dirinya. Dalam proses pencarian dirinya, remaja harus memiliki pengayom atau
pembimbing agar ia mampu melangkah maju dengan baik, untuk mengikuti proses perkembangan
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam proses perkembangan remaja yang serba
sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan
bantuan dari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau
keluarganya.
Broken
home, merupakan salah satu pemicu anak melakukan hal negatif, karena seperti
yang disebutkan diatas bahwa anak yang hidup dikeluarga yang hanya memiliki Ibu
atan Ayah atau anak yang hidup dalam pertengkaran orang tua yang
berkepanjangan, tidak akan mendapatkan contoh yang baik atau pedoman yang baik
dalam hidupnya.
Menjadi
orang tua tunggal memang memiliki banyak tantangan, pekerjaan yang harus
dilakukan menjadi lebih besar. Walaupun pekerjaan semakin besar, orang tua
harus tetap memikirkan dampak terhadap anak-anaknya. Orang tuan harus rajin
menjaga, merawat, dan mendidiknya. Bahkan tantangan terbesar dari orang tua
tunggal adalah pengaruh status pada anak-anak. Anak-anak merasa diabaikan,
tidak aman, terasing, dan berbeda dari anak-anak lain yang memiliki ayah ibu
yang utuh.
Anda harus
bisa membangun hubungan dengan anak-anak Anda, sehingga mereka merasa nyaman
berbicara dengan Anda. Agar hubungan Anda baik dengan anak-anak, bisa dimulai
dengan kegiatan yang menyenangkan. Anda juga bisa membuat dan menetapkan
tugas-tugas yang bisa dilakukan bersama untuk anak-anak Anda. Hal ini
dilakukan, agar mereka bisa membantu dan mengurangi pekerjaan Anda dan ini juga
mengajarkan pada mereka tanggung jawab yang harus dilakukan.
Dengan
pendidikan tanggung jawab, mental anak-anak akan semakin baik. Mendidik anak
tentang tanggung jawab sangat diperlukan karena ketika Anda pergi bekerja, anak
yang di rumah sudah mengerti tanggung jawab. Dan jika ada teman-teman yang
mengajak utnuk perbuatan-perbuatan kriminal, misalnya narkoba, berkelahi,
mereka bisa menolaknya karena mereka sudah mengerti tentang tanggung jawab.
Selain
itu, ajarkanlah kepada anak untuk mencerna dan memahami tentang keputusan yang
sudah diambil, serta mampu melatih dan mendidik anak untuk tidak menyalahkan
orang lain, terhadap faktor penyebab terjadinya broken home ini. Selain itu,
orang tua harus mampu membantu anak menarik pelajaran positif terhadap maslah
yang sedang terjadi dan yang paling utama adalah mendekatkan diri pada tuhan
dan kata kanlah akhir dari kehidupan ini.
Jadi tidak
semua anak broken home adalah seorang anak yang memiliki kepribadian tidak
karuan. Itu tergantung dari dirinya sendiri yang mau apa tidaknya menahan
dirinya agar dirinya tidak masuk kedalam dunia kelam.Banyak hal-hal positf yang
bisa dilakukan, dunia ini terlalu indah jika hanya untuk bebrbuat yang tak
berguna. Berbuatlah yang sekiranya bermanfaat.
Kita bisa
memulainya dengan mendekatkan diri pada Allah. Dengan begitu kita bisa memiliki
landasan agama yang kuat sehingga kita tidak akan terjerumus pada hal-hal
negatif yang dapat merusak diri. Menyibukkan diri dengan hobi, selain bisa
mengespresikkan potensi diri, hal itu juga bisa mengurangi rasa kesepian. Harus
mempunyai obsesi diri dalam meraih prestasi,tujuan hidup dan cita-cita.
Sebaiknya kita menjalin hubungan yang baik dengan orangtua agar terjaganya
keluarga yang harmonis. Dan yang terakhir harus selektif memilih teman, karena
lingkungan adalah faktor yang kuat dalam pergaulan sehari-hari.
Semua pasti
ingin memiliki keluaraga yang lengkap, rukun, dan harmonis. Memiliki orangtua
selalu perhatian, dan penuh kasih sayang.
Hanya
sebatas mengingatkan bagi kalian yang hidup dalam keluarga yang harmonis,
diberikan kasih sayang orangtua, jangan sia-siakan kasih sayang mereka, diluar
sana masih banyak sekali anak-anak yang hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
So... teruslah berkarya dan menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua
kalian walaupun setiap anak mempunyai masalah masing masing dalam hidupnya
tentu kita tidak lupa dengan ke dua orang tua kita yang membesarkan kita biar
bagaimanapun mereka, kita haruslah tetap sayang dan patuh ke pada mereka... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar